Keberhasilan proses pemijahan diskus dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti :
1. Pemilihan Induk Yang Berkualitas
Sebelum melakukan pemijahan , pemilihan induk jantan dan betina yang akan dipijah sangatlah penting. Dengan induk yang berkualitas, maka proses pemijahan akan menuai keberhasilan yang berkualitas juga. Berikut adalah cara untuk membedakan diskus jantan dan betina :
- Diskus jantan memiliki ciri-ciri ujung sirip punggung dan sirip anal lancip, ovipositor (alat untuk menempelkan telur) sedikit menonjol, dan alat kelaminnya berbentuk lonjong atau elips.
- Diskus betina memiliki ciri-ciri ujung sirip punggung dan sirip anal membulat, ovipositor lebih menonjol, alat kelaminnya membulat.
Diskus jantan dan betina yang akan dipilih sebagai induk sebaiknya telah berusia 10-16 bulan serta telah matang gonad (siap kawin). Ciri diskus matang gonad adalh sebagai berikut :
- Mata ikan berbinar cemerlang,
- Ujung sirip punggung dan sirip diskus jantan mulai melancip
- Warna ikan menjadi cemerlang
- Alat kelamin mulai menonjol, dan
- Ujung sirip perut tampak halus.
Selain memilih induk yang berkualitas,
untuk memijahkan diskus juga diperlukan inang asuh yaitu pasangan yang
akan memelihara dan menyusui burayak. Pasangan inang asuh yang
berkualitas adalah pasangan induk diskus yang berumur ±1 tahun yang
memiliki naluri menyusui yang baik dan bebas penyakit, karna dalam proses pemijahan terkadang pasangan induk tidak memiliki naluri menyusui yang baik bahkan sering memakan telurnya.
2. Tempat Pemijahan dan Kualitas Air
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebelum melakukan pemijahan diskus, yaitu menyiapkan akuarium berukuran
50 cm x 50 cm x 40 cm dengan ketinggian air berkisar 35 cm, selain itu
peralatan yang perlu disiapkan adalah breeding filter, sekat akuarium, substrat telur, pengaman atau sarung telur, dan heater.
Air yang dinilai berkualitas untuk pemijahan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Memiliki pH antara 6,3-6,8.
- Memiliki kesadahan antara 1-3odH.
- Suhu air antara 28-30oC, kestabilan suhu dapat dijaga dengan menggunakan heater.
- Bebas dari zat-zat berbahaya dan polutan, misalnya klorin dan logam berat.
- Terkena cahaya yang cukup tetapi tidak terkena sinar matahari langsung.
Air yang digunakan sebaiknya air PAM
yang telah diendapkan selama 24 jam dan diberi aerasi. Untuk mendukung
keberhasilan pemijahan, akuarium perlu diberi breeding filter dan aeratoragar air tetap jernih. Akuarium induk sebaiknya diletakkan minimum 70 cm di atas lantai agar diksus tidak stres. Sisi-sisinya diberi lampu penerangan yang tidak terlalu terang (±5watt).
Sekat akuarium digunakan untuk
memisahkan induk atau inang asuh yang suka berkelahi selama menyusui,
sebaiknya sekat akuarium terbuat dari bahan yang tembus pandang.
Peralatan yang tidak kalah penting adalh
substrat telur, yaitu tempat yang digunakan diskus untuk meletakkan
telur-telurnya dan sarung pengaman adalh alat yang digunakan untuk
mengamankan telur dari induk dan inang asuh. Substrat telur sebaiknya
terbuat dari cone tanah liat, botol atau pipa PVC dengan tinggi menimum
15 cm., sedangkan sarung pengaman terbuat dari kawat yang telah dicat
dan berbentuk seperti jala dengan panjang masing-masing kotak ±1cm.
Sebelum digunakan, substrat telur dan
sarung pengaman sebaiknya disterilkan terlebih dahulu denga di cuci air
sabun, direndam dengan air PK (kalium permanganat), disemprot dengan
alkohol, atau direndam dengan air garam.
Substrat yang telah disterilkan dapat
langsung dimasukkan kedalam akuarium induk untuk mencegah timbulnya
jamur dan bakteri. Sedangkan sarung pengaman dimasukkan ketika telur
telah menempel pada substrat.
3. Pemijahan dan Pemilihan Burayak
Langkah awal untuk pemijahan diskus
dimualai dengan kolonisasi calon induk. Kolonisasi merupakan penjodohan
induk diskus. Tujuan kolonisasi untuk memudahkan induk memeperoleh
pasangan induk, setelah diperoleh pasangan induk, pasangan induk
diletakkan dalam akuarium pemijahan yang telah diberi substrat telur.
Selama proses adaptasi, pasangan induk
sering berada didekat substrat sambil menggetar-getarkan kepala dan
tubuhnya untuk membersihkan substrat. Kegiatan tersebut berlangsung
selama 4-7 hari. Sementara itu, alat kelamin kedua induk mulai keluar
memanjang. Betina mencapai 1 mm, sedangkan jantan, 0,5mm.
Proses pemijahan terjadi ketika induk
betina mulai menempelkan telurnya pada substrat dan induk jantan
membersihkan permukaan substrat. Setelah induk betina menempelakan
telurnya, induk jantan akan menyemburkan sprema pada telur. Induk yang
berkualitas mampu menghasilkan 100-200 butir telur, namun ada juga induk
yang hanya mampu menghasilkan telur 50-75 butir saja. Proses ini berlangsung selama 30-60 menit. Berakhirnya proses pemijahan ditandai dengan gerakan induk mengipasi telur dengan kedua siripnya.
Tidak semua telur dibuahi oleh sperma.
Telur yang tidak dibuahi akan membusuk dan jika hal ini dibiarkan akan
menulari telur yang lainnya. Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya
substrat diberi obat anti jamur.
Telur-telur tersebut akan menetas
setelah 3 hari. Pada hari keempat, sebaiknya sarung pengaman diangkat.
Tujuannya agra larva dibersihkan dan disusui oleh induk inang asuhnya.
Jika dalam masa menyusui kedua induk atau inang asuh sering berkelahi,
sebaiknya akuarium dberi penyekat berlubang agar larva mudah berpindah
dari induk jantan ke induk betina atau sebaliknya.
Larva yang telah berusia 10-20 hari
disebut burayak, dan sebaiknya segera dipisahkan dari induknya agar
induknya tidak terluka dan bisa bertelur lagi. Pemisahan burayak bisa
dilakukan dengan menyeroknya secara perlahan agar induk atau inang
asuhnya tidak marah menggunakan serok berbahan halus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar